14 Mei: Eskalator dan Penyandang Disabilitas

Muhamad Ziddan
1 min readMay 15, 2024

Belum juga matahari naik sepenggalah, kami para penumpang kereta komuter sudah dibuat kesal oleh eskalator stasiun Tanah Abang. Antrean turun membludak, hal ini karena eskalator mati, sesosok tangga manual di sebelahnya sudah siap dengan ribuan injakan dan cibiran dari orang-orang yang melintasinya, tangga itu sudah tidak asing dengan kondisi seperti ini, beda dengan orang-orang yang melintasinya, mereka sangat panik karena takut ketinggalan waktu masuk kantor, apalagi susasana saat itu amat mencekam, kami saling berdesakan, untungnya tidak ada korban jiwa, karena lucu kalau di koran kita melihat headline berita “kakek tua renta tewas terinjak anak muda yang tergesa-gesa ingin kerja”

Alhamdulillaah aku lolos dari situasi mencekam di atas. Aku bersiap memulai pekerjaan dengan membuka komputer dan mengabari istriku bahwa aku baru saja selamat.

Nanti pukul 9 pagi ada acara podcast bicara kota, aku harus mengikuti ini, karena ada 4 JP menanti. Topik podcast ini sangat menarik, yaitu membicarakan kota ramah untuk disabilitas. Terdapat 4 narasumber yang silih berganti menyuarakan narasi-narasi di kepalanya, berharap orang-orang yang terpaksa menonton mereka bertepuk tangan, mereka terpaksa karena poin 4 JP sangat penting untuk kinerja mereka.

Balik lagi, kalau dilihat-lihat memang para penyandang disabilitas ini mesti jadi topik serius untuk para pemangku kebijakan dan stakeholder terkait. Meskipun kita sangat jarang melihat mereka membaur bersama pengguna jalan, aku yakin bahwa mereka tidak turun karena fasilitas umum kita belum mendukung mereka. Dua negara di asia yang maju dalam hal ini yaitu Jepang dan Singapura. Semoga kelak kita bisa membuat mereka nyaman berada di jalan umum bersama kita.

--

--