17 Jun: Kambing yang Pandai Melarikan Diri

Takbir menggema dari satu masjid ke masjid lainnya bagaikan efek domino. Sudah hilang masanya bersenang senang dengan mikrofon masjid dan bedug, aku memutuskan takbir di rumah saja bareng istri dan keluarga.

Malam takbir iduladha kali ini jadwal kami menginap di rumah orang tuaku. Banyak makanan tersedia, yang tidak pernah ketinggalan ketupat beserta sayur, semur daging, dan rendang bertabur bawang goreng. Nikmat, Saudara!

Tahun 1445 H adalah tahun yang amat berbeda buat kami, keluarga kecil ini sudah menemui dua ‘idh pertamannya. Sebagai tanda rasa syukur, aku berkurban lagi tahun ini dengan kambing yang aku beli dari panitia kurban masjid As-Sunnah. Kambing aku dapat nomor urut 70 dari 100 san kambing. Mendekati waktu setengah dua belas siang, kini giliran kambingku yang mendapat giliran. Kebetulan aku berada di lapangan mengamati dari dekat. Ada kejadian yang biasanya aku tonton di media sosial, kamingku berusaha untuk melarikan diri dari sang penjagal. Hal ini karena tali yang dipotong di tiang tidak langsung dipegang, akhirnya kambing dapat lolos. Hampir saja ia kabur ke tengah jalan kalau saja lompatan jauh yang ia lakukan mendarat di jalan raya, tapi naas lompatannya justru membuatnya jatuh terpelanting dan akhirnya bisa diringkus panitia. Setelah itu barulah sebilah pisau dengan mantap mengeluarkan nyawa dari dalam tubuh si kambing yang pandai melarikan diri itu. Setelah Zuhur adalah saat menyebar untuk menukarkan kupon. Aku dapat cukup banyak 7 kupon+paha. Makan besar lagi kita.

Semoga amal ibadah kita diterima 🤲🏻