3 Jul: Badai Pasti Berlalu

--

Suasana sore itu amat mencekam, terpantau dari lantai 11 gedung teknis Jati Baru langit Jakarta dipenuhi awan tebal, sejauh mata memandang tidak terlihat lagi bangunan-bangunan tinggi. Aku yang hendak pulang berpikir dua kali apakah harus terjebak di stasiun dalam keadaan menggigil atau tetap di kantor menunggu cuaca membaik sambil makan indomie hangat. Siapa yang bisa menolak Indomie?

Setelah gumpalan awan menjadi hitam pekat, kemudian terjadi badai yang sangat hebat, aku belum pernah melihat badai sedahsyat ini. Angin kencang disusul sambaran kilat menyebabkan ketakutan bagi siapa yang menyaksikan dalam jarak dekat. Istriku sendiri di kontrakan tidak bisa dihubungi karena sinyal internet sebaiknya dimatikan sejenak.

Hujan badai mulai berhenti satu jam kemudian. Keesokan harinya ketika aku membuka media sosial banyak sekali kejadian naas dan lucu yang terjadi sore itu.

--

--